Sunday, May 7, 2017

do'aku dalam puisi












bisikan kalbu tentang suara hati mendera panggilanmu 
tesujud kesucian cinta di heningan gelap-Mu 
terpercik dingin wudhu menembus kulitku
ku hapuskan untuk bertatap dengan-Mu 
ya Rabb, Engkaulah maha segalanya 
Kau jemput aku dari mmpi yang melelapkan aku , untuk dapat berjumpa dengan-MU
Tangis-ku untuknya, terpanjat karenanya, bahagiakanlah dirinya, tersebut dalam rintih munujat do'a
karena ENgkaulah Maha mengetahhui atas segalanya

Menyayat lukaku
Pada dera lara tanpa batas
Bukan sekali terobek almanak itu dalam pergantian surya yg ditutup mega
Jika peluh ini sia
Jika peluh ini berdera memerah
Tak usapkah bagai jiwa tanpa tiang

Saat angin mulai berhenti,
Ya Rabbku, Zat yg ciptkan hembusan dan tarikan nafasku
Detikku menyebutmu, bukn keegoisan kalbu
Bukan keegoisan asa
Aku tau, bukan sebab Kau tak tau laraku.
Bukan sebab kau sesakkan nafasku.
Cintamu, mash mampuhku
Untk menghela kecap syarat sisiMu
Satu, dua, tiga hingga tak hingga
Bukan sejengkal kata sepenggal makna
Menjerat membunuh napsu
Menghempas siksa
Untuk mencintaiMu dan mendekat urat jiwa
Sujudku saat duha hingga fajar mengawalnya
Beda warna satu nafas
"LAILLAHAILLAHLLOH"
Rindu yg teriris sembilu,
Biar luluh lukaku dalam baitan doa beriring fajar dan mega
Sebab tak bisa kusuarakan bersama kicau burung
aku memang tak bisa mengahpus peluhmu, tapi takkan kusiakan tiap tetesnya seditkpun.
Mendera laraku 
Akan kuwarnai dengan sejuta asa dan lngkh yg menepak penuh jaddah hingga bukan lagi tiada.