Manusia
sejak dari dulu telah berusaha
untuk manciptakan berbagai
produk yang terdiri dari gabungan
lebih dari satu bahan untuk menghasilkan
suatu bahan yang lebih kuat,
contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu bata di Mesir, panah orang Mongolia yang menggabungkan
kayu, otot binatang, sutera,
dan pedang samurai Jepang yang terdiri dari banyak lapisan oksida besi yang berat dan liat.
Kebanyakan
teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi
sifat-sifat yang luar biasa yang
tidak boleh dicapai oleh bahan- bahan
lazim seperti logam besi, keramik,
dan bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan
yang diperlukan untuk penggunaan
dalam bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan, kendaraan
dan industry pengangkutan. Karena bidang-
bidang tersebut membutuhkan density
yang rendah, flexural, dan tensile
yang tinggi, viskosity yang baik dan hentaman yang baik.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Komposit
Komposit
adalah suatu material yang terdiri dari campuran atau kombinasi dua atau lebih
material baik secara mikro atau makro, dimana sifat material yang tersebut
berbeda bentuk dan komposisi kimia dari zat asalnya. Pendapat
lain mengatakan bahwa komposit adalah sebuah kombinasi material yang berfasa
padat yang terdiri dari dua atau lebih material secara skala makroskopik yang
mempunyai kualitas lebih baik dari material pembentuknya. Material komposit
terdiri dari bahan penyusun dan bahan yang mengisolasi bahan lain.
B.
Jenis-jenis
material komposit
·
Material komposit serat,
yaitu komposit yang terdiri dari serat dan bahan dasar yang diproduksi secara
fabrikasi, misalnya serat + resin sebagai bahan perekat, sebagai contoh adalah
FRP (Fiber Reinforce Plastic) plastik diperkuat dengan serat dan banyak
digunakan, yang sering disebut fiber glass.
Ø Tipe Komposit Serat
Untuk
memperoleh komposit yang kuat harus dapat menempatkan
serat dengan benar.
Berdasarkan penempatanya terdapat beberapa tipe serat pada komposit yaitu :
a. Continuous
Fiber Composite
Continuous atau
uni-directional, mempunyai serat
panjang dan lurus, membentuk lamina diatara matriknya. Jenis komposit ini
paling sering digunakan. Tipe ini mempunyai kelemahan pada pemisahan antar
lapisan. Hal ini dikarnakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh matriknya.
b. Woven
Fiber Composite (bi-dirtectional)
Komposit
ini tidak mudah dipengaruhi pemisahan antar lapisan karena susunan seratnya
juga mengikat serat antar lapisan.
Akan
tetapi susunan serat memanjangnya yang tidak begitu lurus mengakibatkan
kekuatan dan kekakuan akan melemah.
c. Discontinuous
Fiber Composite
Discontinuous Fiber
Composite adalah tipe komposit dengan serat
pendek. Tipe ini dibedakan lagi menjadi 3 ( Gibson, 1994 : 157 ) :
a) Aligned discontinuous
fiber
b) Off-axis aligned
discontinuous fiber
c) Randomly
oriented discontinuous fiber
d. Hybrid
Fiber Composite
Hybrid Fiber Composite merupakan
komposit gabungan antara
serat
tipe serat lurus dengan serat acak. Tipe ini digunakan supaya dapat mengganti
kekurangan sifat dari kedua tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.
·
Komposit lapis (laminated composite),
yaitu komposit yang terdiri dari lapisan dan bahan penguat, contohnya
polywood, laminated glass yang seringdigunakan sebagai bahan bangunan dan
kelengkapannya.
·
Komposit partikel (particulate composite),
yaitu komposit yang terdiri dari partikel dan bahan penguat seperti butiran
(batu dan pasir) yang diperkuat dengan semen yang sering kita jumpai sebagai
betin.
Komposit dibagi menjadi 3 group besar yaitu :
Ø Polimer
Matrix Composites (Komposit matrik polimer)
Disebut juga dengan FRP (Fibre Reinforced
Polymer or Plastics).
Material ini menggunakan resin
sebagai matriks dan serat gelas, aramid atau karbon sebagai penguatnya. Bahan ini merupakan bahan komposit
yang sering digunakan, biasa disebut polimer berpenguat serat (FRP – Fibre
Reinforced Polymers or Plastics). Bahan ini menggunakan suatu polimer
berbahan resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon
dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.
a. Komposit ini bersifat :
a) Biaya pembuatan lebih rendah
b) Dapat dibuat dengan produksi massal
c) Ketangguhan baik
d) Tahan simpan
e) Siklus pabrikasi dapat dipersingkat
f) Kemampuan mengikuti bentuk
g) Lebih ringan.
b. Jenis polimer yang sering digunakan:
a) Thermoplastic
Thermoplastic adalah plastik yang dapat dilunakkan berulang kali (recycle)
dengan menggunakan panas. Thermoplastic merupakan polimer yang akan
menjadi keras apabila didinginkan. Thermoplastic akan meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti
perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat
aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan. Contoh dari thermoplastic yaitu
Poliester, Nylon 66, PP, PTFE, PET, Polieter sulfon, PES, dan Polieter
eterketon (PEEK).
b) Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel).
Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.
Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan thermoset melainkan akan
membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering digunakan
sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin. Plastik jenis thermoset tidak
begitu menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit penanganannya juga
volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang
bersifat thermoplastic. Contoh dari thermoset yaitu Epoksida,
Bismaleimida (BMI), dan Poli-imida (PI).
c. Aplikasi PMC yaitu sebagai berikut :
a) Matrik berbasis poliester dengan serat gelas
b) Alat-alat rumah tangga
c) Panel pintu kendaraan
d) Lemari perkantoran
e) Peralatan elektronika.
f) Matrik berbasis termoplastik dengan serat
gelas (kotak air radiator)
g) Matrik berbasis termoset dengan serat carbon
h) Rotor helikopter
i)
Komponen ruang angkasa
j)
Rantai pesawat terbang
Ø Metal
matrix Composites (Komposit matrik logam)
Material ini
menggunakan metal sebagai matriks (seperti alumunium)dan diperkuat dengan serat
seperti silikon karbida. Bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai
matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.
a. Kelebihan
MMC dibandingkan dengan PMC :
a) Transfer
tegangan dan regangan yang baik.
b) Ketahanan
terhadap temperature tinggi
c) Tidak
menyerap kelembapan.
d) Tidak
mudah terbakar.
e) Kekuatan
tekan dan geser yang baik.
f) Ketahanan
aus dan muai termal yang lebih baik
b. Kekurangan
MMC :
a) Biayanya
mahal
b) Standarisasi
material dan proses yang sedikit
c. Matrik
pada MMC :
a) Mempunyai
keuletan yang tinggi
b) Mempunyai
titik lebur yang rendah
c) Mempunyai
densitas yang rendah
Contoh : Almunium beserta paduannya, Titanium
beserta paduannya, Magnesium beserta paduannya.
d. Proses
pembuatan MMC :
a) Powder
metallurgy
b) Casting/liquid
ilfiltration
c) Compocasting
d) Squeeze
casting
e. Aplikasi
MMC, yaitu sebagai berikut :
a) Komponen
automotive (blok-silinder-mesin,pully,poros gardan,dll)
b) Peralatan
militer (sudu turbin,cakram kompresor,dll)
c) Aircraft
(rak listrik pada pesawat terbang)
d) Peralatan
Elektronik
Ø Ceramic
Matrix Composites (Komposit matrik keramik)
Dipakai untuk
lingkungan suhu tinggi. Material ini menggunakan keramik sebagai matrik dan
serat pendek seperti silikon karbida atau boron nitrit. Bahan ini menggunakan
keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers)
dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitride.
a. Matrik
yang sering digunakan pada CMC adalah :
a) Gelas
anorganic.
b) Keramik
gelas
c) Alumina
d) Silikon
Nitrida
b. Keuntungan
dari CMC :
a) Dimensinya
stanil bahkan lebih stabil daripada logam
b) Sangat
tanggung , bahkan hampir sama dengan ketangguhan dari cast iron
c) Mempunyai
karakteristik permukaan yang tahan aus
d) Unsur kimianya stabil pada temperature tinggi
e) Tahan
pada temperatur tinggi (creep)
f) Kekuatan
& ketangguhan tinggi, dan ketahanan korosi
c. Kerugian
dari CMC
a) Sulit
untuk diproduksi dalam jumlah besar
b) Relative
mahal dan non-cot effective
c) Hanya
untuk aplikasi tertentu
d. Aplikasi
CMC, yaitu sebagai berikut :
a) Chemical
processing = Filters, membranes, seals, liners, piping, hangers
b) Power
generation = Combustorrs, Vanrs, Nozzles, Recuperators, heat exchange tubes,
liner
c) Wate
inineration = Furnace part, burners, heat pipes, filters, sensors.
d) Kombinasi
dalam rekayasa wisker SiC/alumina polikristalin untuk perkakas potong.
e) Serat
grafit/gelas boron silikat untuk alas cermin laser.
f) Grafit/keramik
gelas untuk bantalan,perapat dan lem.
g) SiC/litium
aluminosilikat (LAS) untuk calon material mesin panas.
Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang
digunakannya, yaitu :
1.
Fibrous Composites (Komposit Serat).
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu laminat atau satu
lapisan yang menggunakan penguat berupa serat / fiber. Fiber yang digunakan
bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers (poly aramide), dan
sebagainya. Fiber ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu
bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.
2.
Laminated Composites (Komposit Laminat).
Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang
digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
3.
Particulalate Composites (Komposit Partikel).
Merupakan komposit yang menggunakan partikel/serbuk sebagai penguatnya
dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya.
C. Sifat
Komposit
Secara keseluruhan sifat dari komposit ditentukan dari :
a. Sifat-sifat
serat
b. Sifat-sifat resin
c. Rasio antara serat pada resin dalam komposit
d. Bentuk geometri dan orientasi serat di dalam komposit
b. Sifat-sifat resin
c. Rasio antara serat pada resin dalam komposit
d. Bentuk geometri dan orientasi serat di dalam komposit
·
Sifat-sifat Mekanis
Sistem Resin
Gambar dibawah memperlihatkan kurva
tegangan/regangan untuk suatu sistem resin ideal. Kurva untuk resin menunjukkan
kekuatan puncak tinggi, kekakuan tinggi (ditunjukkan dengan kemiringan awal)
dan regangan tinggi terhadap kegagalan.
Hal ini berarti bahwa resin pada awalnya kaku tetapi
pada waktu yang sama tidak akan mengalami kegagalan getas.
Seharusnya dicatat dimana ketika suatu komposit di
bebani tarik, untuk mencapai sifat-sifat mekanis yang optimal dari komponen
serat, resin harus mampu berubah panjang paling tidak sama dengan serat. Gambar
dibawah ini memberikan regangan terhadap kegagalan yang dimiliki untuk serat
kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat karbon berkekuatan tinggi (yaitu
bukan dalam bentuk komposit). Disini terlihat, sebagai contoh, serat kaca-S
dengan perpanjangan 5,3%, akan membutuhkan resin dengan perpanjangan paling
tidak sama dengan nilai tersebut untuk mencapai sifat tarik yang maksimum.
·
Sifat-sifat Daya rekat
Sistem Resin adalah Daya rekat yang tinggi antara
resin dan serat penguat diperlukan untuk apapun jenis sistem resin. Hal ini
akan menjamin bahwa beban dipindahkan secara efisiensi dan akan menjaga
pecahnya atau lepasnya ikatan serat dan resin ketika ditegangkan.
·
Sifat Ketangguhan
Sistem Resin
Ketangguhan adalah suatu ukuran dari ketahanan bahan
terhadap propaganda retak, tetapi dalam komposit hal ini akan susah untuk
diukur secara akurat. Bagaimanapun juga, kurva tegangan dan regangan yang
dimiliki sistem resin menyediakan beberapa indikasi ketangguhan bahan. Sistem
resin dengan regangan terhadap kegagalan yang rendah akan cenderung menciptakan
komposit yang getas, dimana retak dapat mudah terjadi.
·
Sifat terhadap
Lingkungan Sistem Resin
Ketahanan terhadap lingkungan, air dan substansi
agresif lain yang bagus, bersama-sama dengan kemampuan untuk bertahan terhadap
siklus tegangan konstan, adalah sifat yang paling esensi untuk apapun jenis
sistem resin. Sifat-sifat ini secara khusus penting untuk penggunaan pada
lingkungan laut.
Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus
dari logam, kekakuan jenis (modulus Young/density) dan kekuatan jenisnya lebih
tinggi dari logam. Beberapa lamina komposit dapat ditumpuk dengan arah
orientasi serat yang berbeda, gabungan lamina ini disebut sebagai laminat.
D.
Bagian Utama dari Komposit
·
Reinforcement
Salah satu bagian utama dari
komposit adalah reinforcement (penguat) yang berfungsi sebagai
penanggung beban utama pada komposit.
·
Serat Gelas
Glass fiber adalah bahan yang tidak mudah
terbakar. Serat jenis ini biasanya digunakan sebagai penguat matrik jenis polymer.
Komposisi kimia serat gelas sebagain besar adalah SiO2 dan sisanya adalah
oksida-oksida alumunium (Al), kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), dan
unsur-unsur lainnya.
Berdasarkan bentuknya serat gelas
dapat dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
Ø Roving
Berupa
benang panjang yang digulung mengelilingi silinder.
Ø Yarn
Berupa
bentuk benang yang lekat dihubungkan pada filamen.
Ø Chopped
Strand
Adalah strand yang
dipotong-potong dengan ukuran tertentu kemudian
digabung menjadi satu ikatan.
Ø Reinforcing
Mat
Berupa lembaran chopped strand dan
continuous strand yang tersusun secara
acak.
Ø Woven
Roving
Berupa benang panjang yang dianyam
dan digulung pada silinder
Ø Woven
Fabric
Berupa
serat yang dianyam seperti kain tenun.
E.
Bahan
- bahan Pembentuk Komposit
Bahan
pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6 macam sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan
finishing. Sebagai bahan utama yaitu erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat,
sedangkan sebagai bahan finishing antara lain : aseton, PVA, mirror, cobalt,
dan dempul.
·
Aerosil
Bahan ini
berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi berwarna putih. Berfungsi
sebagai perekat mat agar fiberglass menjadi kuat dan tidak mudah patah/pecah.
·
Pigment
Pigmen adalah zat pewarna sebagai pencampur saat
bahan fiberglass dicampur. Pemilihan warna disesuaikan dengan selera
pembuatnya. Pada umumnya pemilihan warna untuk mempermudah proses akhir saat
pengecatan.
·
Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem,
berkelir hitam atau bening. Berfungsi untuk mencairkan/ melarutkan sekaligus
juga mengeraskan semua bahan yang akan
dicampur. Biasanya bahan ini dijual dalam literan atau dikemas dalam kaleng.
·
Katalis
Zat ini berwarna bening dan berfungsi sebagai
pengencer. Zat kimia ini biasanya dijual bersamaan dengan resin, dan dalam
bentuk pasta. Perbandingannya adalah resin 1 liter dan katalisnya 1/40 liter.
·
Talk
Sesual dengan namanya bahan ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu.
Berfungsi sebagal campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.
·
Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari
beberapa model, dari model anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau
besar dan jarang-jarang. Berfungsi sebagai pelapis campuran adonan dasar
fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tersebut bersenyawa dan mengeras, mat
berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak getas.
·
Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya
seperti katalis yaitu untuk mencairkan
resin. Zat ini digunakan apabila adonan
terlalu kental yang akan mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi
sulit dan lama keringnya.
·
PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru
menyerupai spiritus. Berfungsi untuk melapis antara master mal/cetakan dengan
bahan fiberglass. Tujuannya adalah agar kedua bahan tersebut tidak saling
menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan mudah dari
master mal atau cetakannya.
·
Mirror
Sesuai namanya, manfäatnya hampir sama dengan PVA,
yaitu menimbulkan efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna
bermacam macam.
·
Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan. Berfungsi
sebagai bahan aktif pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila
kualitas katalisnya kurang baik dan terlalu encer. Bahan ini dapat
dikategorikan sebagai bahan penyempurna, sebab tidak semua bengkel
menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin
yang digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3
liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan
api.
·
Dempul
fiberglass
Setelah hasil
cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak rata dan
berpori-pori perlu dilakukan pendempulan. Tujuannya agar permukaan
fiberglass hasil cetakan menjadi lebih
halus dan rata sehingga siap dilakukan pengerjaan lebih lanjut.
F.
Pemilihan
serat dalam komposit
Pemilihan
serat dalam komposit sangat penting. Serat (reinforcement) menentukan kekuatan
dasar dari produk komposit. Pilihlah serat yang menghasilkan rasio serat
terhadap resin yang tinggi. Proses aplikasi juga menentukan rasio serat
terhadap resin. Metoda Pultrusion, RTM, vacuum bagging, Filament Winding
meningkatkan rasio serat terhadap resin yang tinggi dibandingkan dengan proses
Hand Lay Up atau Spray Up.
Terdapat
4 beban utama yang mempengaruhi stuktur dari suatu komposit yaitu Tension,
Compression, Shear & Flexural.
·
Tension
Menunjukan beban tensile yang diaplikasikan pada
komposit (lihat gambar).
Respond suatu komposit terhadap beban tensile
tergantung dari sifat kekuatan & tensile stiffeness dari serat penguat.
Resin dengan elongation yang besar akan tahan terhadap beban tensile.
-
TENSILE STRENGTH (ASTM
D638)
Adalah
Gaya per unit area yang dibutuhkan untuk memutuskan sebuah material/bahan
dibawah tegangan. Biasanya dinyatakan dalam pounds per inch square (lbf/in2 atau
psi), N/m2 atau MPa (SI Sistem)
Berikut contoh gambar tesnya :
Berikut contoh gambar tesnya :
·
Compression
Sifat
kekakuan & daya rekat dari sistem resin sangat berpengaruh penting.
-
COMPRESSIVE STRENGTH
(ASTM D695)
Adalah Ketahanan material untuk menahan gaya tekan.
Adalah Ketahanan material untuk menahan gaya tekan.
Berikut contoh gambar tesnya :
·
Shear
Beban ini menggeser & mempengaruhi produk
komposit dari bidang permukaan atau pergerakan dari sisi kiri dan kanan secara
berlawanan arah (lihat gambar)
Oleh karenanya diperlukan resin dengan daya adhesive
yang tinggi untuk menahan beban tersebut.
·
Flexural
Beban flexural sebenarnya adalah kombinasi dari
beban tensile, compression dan shear (lihat gambar)
-
FLEXURAL STRENGTH (ASTM
D790)
Ketahanan material untuk melawan perubahan bentuk dibawah beban.
Berikut contoh gambar tesnya :
Ketahanan material untuk melawan perubahan bentuk dibawah beban.
Berikut contoh gambar tesnya :
G.
Metoda Pembuatan Komposit
Secara Garis besar metoda pembuatan
material komposit terdiri dari atas dua cara,yaitu :
·
Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)
·
Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)
Ø Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold
Process)
a. Contact Molding/ Hand Lay Up
Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana dan merupakan proses dengan metode terbuka
dari proses fabrikasi komposit.Adapun proses dari pembuatan dengan metoda ini adalah dengan
cara menuangkan resin dengan tangan kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan
atau kain, kemudian memberi takanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau
kuas. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan
tercapai.
Pada proses ini resin langsung berkontak dengan udara dan
biasanya proses pencetakan dilakukan pada temperatur kamar.
Kelebihan penggunaan metoda ini:
a) Mudah dilakukan
b) Cocok di gunakan untuk komponen yang
besar
c) Volumenya rendah
Pada
metoda hand lay up ini resin yang paling banyak di gunakan adalah polyester dan
epoxies.
Aplikasi dari pembuatan produk
komposit menggunakan hand lay up ini biasanya di gunakan pada material atau
komponen yang sangat besar, seperti pembuatan kapal, bodi kendaraan, bilah turbin angin, bak
mandi,perahu.
b. Vacuum Bag
Proses
vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay-up, penggunaan dari proses vakum ini
adalah untuk
menghilangkan udara terperangkap dan kelebihan resin..
Pada
proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada dalam
wadah tempat diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses pencetakan.
Dengan divakumkan udara dalam wadah maka udara yang ada diluar penutup plastic
akan menekan kearah dalam. Hal ini akan menyebabkan udara yang
terperangkap dalam specimen komposit akan dapat diminimalkan.
Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum memberikan penguatan
konsentrasi yang lebih tinggi, adhesi yang lebih baik antara lapisan, dan
kontrol yang lebih resin / rasio kaca.
Aplikasi dari metoda vacuum bag ini
adalah pembuatan kapal pesiar, komponen mobil balap,perahu.
c. Pressure Bag
Pressure
bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun cara ini tidak
memakai pompa vakum tetapi menggunakan udara atau uap bertekanan yang
dimasukkan malalui suatu wadah elastis Wadah elastis ini yang akan berkontak
pada komposit yang akan dilakukan proses. Biasanya tekanan basar tekanan yang
di berikan pada proses ini adalah sebesar 30 sampai 50 psi.
Aplikasi dari metoda vacuum bag ini
adalah pembuatan tangki,wadah,turbin angin,vessel.
d. Spray-Up
Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan
bagian-bagian yang lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up.
Proses
spray-up dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang
telah melewati tempat pemotongan (chopper). Sementara resin yang telah
dicampur dengan katalis juga disemprotkan secara bersamaan Wadah tempat
pencetakan spray- up telah disiapkan sebelumnya. Setelah itu proses
selanjutnya adalah dengan embiarkannya mengeras pada kondisi atsmosfer standar.
Spray-up telah sangat
sedikit aplikasi di ruang angkasa. Teknologi ini menghasilkan struktur kekuatan
yang
rendah yang biasanya
tidak termasuk pada produk akhir. Spray-up sedang digunakan untuk bergabung
dengan struktur back-up untuk lembaran wajah komposit pada alat komposit. Spray-up ini juga
digunakan terbatas untuk mendapatkan fiberglass splash dari alat transfer.
Aplikasi penggunaan dari proses ini
adalah panel-panel, bodi karavan,bak mandi, sampan,sampan.
e. Filament Winding
Fiber tipe roving atau single
strand dilewatkan melalui wadah yang berisi resin, kemudian fiber tersebut
akan diputar sekeliling mandrel yang sedang bergerak dua arah, arah radial dan
arah tangensial. Proses ini dilakukan berulang, sehingga cara ini didapatkan
lapisan serat dan fiber sesuai dengan yang diinginkan. Resin termoseting yang biasa di gunakan pada
proses ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Proses ini terutama digunakan untuk komponen belah berlubang, umumnya bulat
atau oval, seperti pipa dan tangki. Serat TOWS dilewatkan melalui mandi resin
sebelum ke Mandrel dalam berbagai orientasi, dikendalikan oleh mekanisme serat,
dan tingkat rotasi mandrel tersebut. Adapun aplikasi dari proses filament winding ini digunakan untuk
menghasilkan bejana tekan, motor roket, tank, tongkat golf dan pipa.
Ø Proses Cetakan Tertutup (Closed
mold Processes)
a.
Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)
Proses
cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber yang telah
dicampur dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian dilakukan
penekanan dan pemanasan. Resin termoset khas yang digunakan dalam proses cetak tekan ini adalah poliester,
vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Aplikasi dari proses compression
molding ini adalah alat rumah, kontainer besar, alat listrik, untuk panel bodi kendaraan
rekreasi seperti ponsel salju, kerangka sepeda dan jet ski.
b. Injection Molding
Metoda injection
molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau pelapisan tekanan
tinggi.
Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan bagian atas, kondisi
temperature dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin.
Resin
cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi
dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju cetakan.
Pada
proses ini resin polimer reaktif yang di gunakan seperti poliol, isosianat, poliuretan,
dan poliamida menyediakan siklus pencetakan cepat cocok untuk aplikasi otomotif
dan furnitur. Aplikasi
secara umum meliputi
bumper otomotif, komponen fender dan panel, alat rumah, dan komponen mebel.
c. Continuous Pultrusion
Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin,
kemudian secara kontinu dilewatkan ke cetakan pra cetak dan diawetkan (cure),
kemdian dilakukan pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Atau juga
bisa di sebut sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak
resin, kemudian dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari
cetakan tersebut ialah mengontrol kandungan resin, melengkapi pengisian serat,
dan mengeraskan bahan menjadi bentuk akhir setelah melewati cetakan.
Aplikasi penggunaan proses ini
digunakan untuk pembuatan batang digunakan pada struktur atap, jembatan. Adapun
contohnya adalah Round Rods, Rectangles, Squares, ‘I’ sections, ‘T’ sections,
Angles, Channels, Dog Bone Profiles, Dove Tail Sticks and Spacers, Corner Profiles,
Hallow Sections
H.
Propertis
Material Komposit
Kemajuan
kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap bahan komposit.
Perkembangan bidang sciences dan
teknologi mulai menyulitkan bahan konvensional seperti logam untuk
memenuhi keperluan aplikasi baru. Bidang angkasa lepas, perkapalan, automobile
dan industri pengangkutan merupakan
contoh aplikasi yang memerlukan bahan-bahan yang berdensity rendah, tahan
karat, kuat, kokoh dan tegar.
Dalam
kebanyakan bahan konvensional seperti keluli, walaupun kuat ia mempunyai
density yang tinggi dan rapuh. Sifat maupun karakteristik dari komposit ditentukan oleh :
·
Material yang menjadi
penyusun komposit
Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan
karakteristik material penyusun menurut rule of mixture sehingga akan
berbanding secara proporsional.
·
Bentuk dan penyusunan
struktural dari penyusun
Bentuk dan cara penyusunan komposit akan
mempengaruhi karakteristik komposit.
·
Interaksi antar
penyusun
Bila terjadi interaksi antar penyusun akan
meningkatkan sifat dari komposit.
I.
Kelebihan
Material Komposit
Material
komposit mempunyai beberapa kelebihan
berbanding dengan bahan konvensional
seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat
dari beberapa sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal dan
biaya. Seperti yang diuraikan dibawah ini :
·
Sifat-sifat mekanikal
dan fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat
memainkan peranan penting dalam menentukan sifat-sifat mekanik
dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta dapat menghasilkan komposit yang
mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari bahan
konvensional seperti keluli.
·
Biaya
Faktur biaya juga memainkan peranan yang sangat
penting dalam membantu perkembangan
industri komposit. Biaya yang
berkaitan erat dengan penghasilan suatu produk yang seharusnya memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya
bahan mentah, pemrosesan, tenaga manusia, dan sebagainya.
J.
Kekurangan
Material Komposit
·
Tidak tahan terhadap
beban shock (kejut) dan crash (tabrak) dibandingkan dengan metal.
·
Kurang elastis
·
Lebih sulit dibentuk
secara plastis.
K.
Kegunaan
Material Komposit
Penggunaan
material komposit sangat luas, yaitu untuk :
·
Angkasa luar = Komponen
kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.
·
Kesehatan = Kaki palsu,
Sambungan sendi pada pinggang
·
Industri Pertahanan =
Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal selam
·
Industri Pembinaan =
Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks.
·
Olah raga dan rekreasi
= Sepeda, Stick golf, Raket tenis, Sepatu olah raga
·
Automobile = Komponen
mesin, Komponen kereta
·
Angkasa luar = Komponen
kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.
L.
Contoh
Material Komposit
·
Plastik diperkuat
fiber:
a. Diklasifikasikan
oleh jenis fiber :
a) Wood
(cellulose fibers in a lignin and hemicellulose matrix)
b) Carbon-fibre
reinforced plastic atau CRP
c) Glass-fibre
reinforced plastic atau GRP (informally, "fiberglass")
b. Diklasifikasikan
oleh matriks:
a) Komposit
Thermoplastik
o long
fiber thermoplastics or long fiber reinforced thermoplastics
b) Thermoset
Composites
·
Metal matrix composite
MMC:
a. Cast
iron putih
b. Hardmetal
(carbide in metal matrix)
c. Metal-intermetallic
laminate
·
Ceramic matrix
composites:
a. Cermet
(ceramic and metal)
b. Concrete
c. Reinforced
carbon-carbon (carbon fibre in a graphite matrix)
d. Bone
(hydroxyapatite reinforced with collagen fibers)
·
Organic matrix/ceramic
aggregate composites
a. Mother
of Pearl
b. Syntactic
foam
c. Asphalt
concrete
·
Chobham armour (lihat
composite armour)
·
Engineered wood
a. Plywood
b. Oriented
strand board
c. Wood
plastic composite (recycled wood fiber in polyethylene matrix)
d. Pykrete
(sawdust in ice matrix)
e.
·
Plastic-impregnated or
laminated paper or textiles
a. Arborite
b. Formica
(plastic)
KESIMPULAN
Komposit adalah suatu material yang terdiri dari campuran
atau kombinasi dua atau lebih material baik secara mikro atau makro, dimana
sifat material yang tersebut berbeda bentuk dan komposisi kimia dari zat
asalnya.
Jenis –jenis material komposit yaitu ; Material komposit serat,
Komposit lapis (laminated composite), dan Komposit
partikel (particulate composite.
Komposit juga dapat digolongkan menjadi ;
Polimer Matrix Composites (Komposit matrik polimer), Metal matrix Composites
(Komposit matrik logam), dan Ceramic Matrix Composites (Komposit matrik
keramik).
Bahan penyusun
komposit misalnya yaitu erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, sebagai
bahan utama, sedangkan sebagai bahan finishing antara lain : aseton, PVA,
mirror, cobalt, dan dempul.
DAFTAR PUSTAKA
Blog.ub.ac.id/mochamat/2012/02/21/material-komposit/,diakses
pada tanggal 10 juni 2013 pukul 19.00
Eatrenkz.blogspot.com/2012/06/babii-pengertian-komposit-secara-luas.html?m=1,
diakses pada tanggal 10 juni 2013 pukul 20.00
Endofiber.blogspot.com/2013/01/fiberglass-atau-komposit-adalah.html?m=1,
diakses pada tanggal 10 juni 2013 pukul 19.30
Faisalpupa.blogspot.com/2011/09/metoda-pembuatan-komposit.html?m=1,
diakses pada tanggal 10 juni 2013 pukul 19.10
Id.m.wikipedia.org/wiki/-material_komposit,
diakses pada tanggal 10 juni 2013 pukul 20.10
No comments:
Post a Comment